UMPR Dirikan Pusat Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis
Palangka Raya (UMPR) – Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) mendirikan Pusat Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis. Beridirinya lembaga baru tersebut, sebagai upaya UMPR agar tetap terjadinya keseimbangan antara ekosistem dengan majunya dunia usaha dan industri di Kalimantan Tengah.
Rektor UMPR Assoc Prof Dr H Muhamad Yusuf, S.Sos, M.AP, seusai memimpin rapat pembentukan Pusat Riset Pusat Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis itu, menjelaskan, sebagai lembaga pendidikan tinggi pihaknya ambil bagian dalam upaya perlindungan dan pelestarian terhadap orang utan bekerjasama dengan sejumlah mitra seperti Perusahaan Besar Swasta (PBS), lembaga Non-Governmental Organization (NGO), pemerintah maupun organisasi lain.
” Perlindungan dan pelestarian terhadap orang utan sangat penting dan menjadi perhatian pemerintah bahkan dunia. Kehadiran lembaga UMPR ini agar memastikan adanya keseimbangan antara terjaganya ekosistem termasuk keberadaan orang utang utan dengan keberhasilan para investor berusaha di Kalteng,” jelas Rektor, di ruang rapat rektor di Kampus 1 UMPR, Senin (10/2).
Alumnus Program Doktoral Administrasi Publik Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung ini pun, mengharapkan, Pusat Riset dan Laboratorium ini, ruang lingkupnya tidak hanya terbatas masalah perlindungan orang utan, tetapi lebih luas lagi mencakup menjaga kelestarian satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah, penelitian obat-obat tradisional berbasis keraifan lokal serta penyakit khas hutan tropis.
Kalteng sebagai provinsi yang terluas di Indonesia, menurut Rektor, memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar. Tidak hanya sektor kehutanan, pertambangan, perkebunan dan pertanian saja, tetapi juga sumber hayati flora dan fauna di di dalamnya juga sangat banyak, beragam dan langka.
”Misalnya, di hutan Kalteng terdapat orang utan, yang kita tahu dengan berbagai jenis penanganan dari lembaga pemerintah. Seperti konservasi dan lainnya. Begitu pun dengan sejumlah satwa langka lainnya serta tanaman alami yang potensial sebagai herbal,”urainya.
Dia juga mengungkapkan, begitupun dengan majunya pembangunan misalnya disektor Perkebunan Besar Swasta (PBS), selain membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat juga membawa dampak sosial lainnya.
”Nah, untuk mengantisipasi segala dampak sosial tersebut, maka dalam lembaga baru ini juga akan mengkaji segala akibat dan solusinya,”urainya lebih luas.
Sementara Direktur Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis, Mariaty, S.Hut, MP, mengatakan, pihaknya siap mengemban amanah yang diberikan Rektor dan berupaya semakismal mungkin bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditentukan.
”Kita terbuka melakukan kerjasama dengan pihak manapun sepanjang mempunyai visi dan misi sama untuk melindungi dan melestarikan satwa yang dilindungi, advokasi, memaksimalkan manfaat tanaman secara ilmiah, termasuk penanggulangan penyakit tropis dan dampak sosial pembangunan,”jelasnya.
Sebagai contoh, sebutnya, pada 28 Februari 2025, pihaknya rencana merumuskan kerjasama dengan salah satu Perkebunan Besar Swasta (PBS) PT SMART, dalam melakukan penelitian di kawasan Area Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) atau Hight Conservation Value Area (HCVA) yang dimiliki perusahaan tersebut.
”Setelah pemaparan rencana kerjasama tersebut oleh pihak perusahaan yang dihadiri langsung oleh Rektor pada 28 Februari nanti, maka akan dilakukan penandatanganan oleh Rektor dan direktur dari perusahaan sebagai dasar hukum melakukan kerjasama. Kalau sudah ditandatangani MoU itu, maka dengan secepatnya kami merealisasikannya,”pungkas Mariaty.
Adapun susunan pengelola Pusat Riset dan Laboratorium, Satwa Langka dan Penyakit Tropis tersebut, sebagai Dierktur Mariaty, S.Hut, MP, Divisi Pengindraan Ekosistem Hutan, Beni Iskandar, S.Hut, M.Si, Divisi Penyakit Tropis, dr Raniedha Amalia, Divisi Obat-obatan Herbal, Apt Syahrida Dian Ardhany, S.Farm, Msi, Divisi Laboratorium Medik Fera Sartika, SKM, Msi, Divisi Community Development Dr H Junaidi, SH, M.I.Kom, Divisi Kerjasama H Rakhdinda Artha Qairi, SPd, MPd, Divisi Hukum dan Advokasi Ranti Suminar Endah, SH, MH dan Divisi Pengembangan SDM administrasi.