Mahasiswa FBIT UMPR Raih Bronze Medal dalam Inspirex Summit Fest Nasional di UPI Bandung
Palangka Raya (UMPR) – Mahasiswa Fakultas Bahasa, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (FBIT) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Inspirex Summit Fest (ISF) 2025 yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Kompetisi ini merupakan ajang lomba penulisan esai tingkat nasional yang berlangsung pada 15-16 Februari 2025.
Tim mahasiswa FBIT yang diketuai oleh Ahmad Dapi dari Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi mengangkat tema Strategi Pemanfaatan AI. “Pada ajang ISF ini kami mengikuti lomba penulisan esai dengan mengangkat tema Strategi Pemanfaatan AI. Tema ini kami pilih karena di era teknologi saat ini, AI banyak digunakan dan dikembangkan, terutama di kalangan mahasiswa,” ujar Dapi.
Kompetisi National Essay dan Business Case Competition ini diselenggarakan oleh UPI bekerja sama dengan Eduhub Incubator. Perlombaan berskala nasional ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari lebih dari 50 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Tim FBIT mengirimkan tiga perwakilan untuk memaparkan esai berjudul Strategi Pemanfaatan AI untuk Meningkatkan Kemampuan 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thinking, and Communication). Esai ini ditulis oleh lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, yakni Ahmad Dapi, Aliya Monicha, Indah Awaliya, M. Fitriannur Akbar, dan Rishella Dwitha Putri. Perwakilan yang berangkat ke Bandung untuk mempresentasikan esai adalah Ahmad Dapi, Indah Awaliya, dan Rishella Dwitha Putri. Mereka didampingi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Dr. M. Noor Fitriyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam kompetisi ini.
“Setelah melewati beberapa proses, dari bulan Desember hingga Februari, selama tiga bulan kami menyusun esai dan mengembangkan ide tentang bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis, koordinasi, komunikasi, serta kreativitas menggunakan AI. Dengan ide tersebut, kami berhasil masuk dalam nominasi universitas yang diundang ke Bandung untuk memaparkan gagasan kami. Alhamdulillah, dalam perebutan medali emas, perak, dan perunggu, kami berhasil meraih medali perunggu,” ujar Fitriyanto.
Ia juga menambahkan bahwa undangan ke Bandung serta pencapaian ini menjadi langkah awal yang berharga bagi tim FBIT. “Banyak pengalaman dan ilmu yang kami dapatkan, terutama dalam pemanfaatan teknologi. Ini bisa menjadi bahan evaluasi dan pengembangan ke depannya. Mudah-mudahan pencapaian ini bisa membawa nama baik kampus, baik saat ini maupun di masa yang akan datang,” sambungnya.
Sementara itu, Ahmad Dapi selaku ketua tim menuturkan bahwa motivasi utama mereka mengikuti ISF adalah untuk mengembangkan prestasi, meningkatkan kreativitas, serta bersaing di kancah nasional guna mengharumkan nama Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
“Walaupun kami menghadapi tantangan besar dalam proses pembuatan esai, seperti penyesuaian waktu, perbedaan pendapat, dan pemikiran, kami mampu menyelesaikannya dengan koordinasi yang baik. Kami menyempatkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi, baik secara daring maupun luring, serta saling bertukar pendapat tanpa memaksakan ide masing-masing,” ucap Dapi.
Selain itu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung mereka, khususnya kepada teman-teman, dosen FBIT, serta dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan.
“Setelah mengikuti kompetisi ini, kami mendapatkan banyak wawasan dari kampus-kampus lain di luar Kalimantan serta kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Harapan kami, semoga ke depannya kami bisa memberikan kontribusi yang lebih baik lagi untuk Universitas Muhammadiyah Palangkaraya,” ungkap Indah Awaliya, salah satu perwakilan tim FBIT.
Dekan FBIT, Dr. (Cand.) Ade S. Permadi, M.Pd., turut mengapresiasi prestasi mahasiswa FBIT. “Kami mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah mengharumkan nama fakultas dan universitas. Kemenangan ini bukanlah langkah akhir, melainkan pijakan awal bagi mereka untuk terus berkembang,” ujarnya.